Kembali Menjadi Relawan, Tetapi Bukan ke Lombok dan Palu

Ada rasa kesal dan sedih, ketika ada sebuah kejadian besar di pulau lain yang membutuhkan relawan dalam jumlah besar tapi aku ngga bisa berangkat karena ada sebuah tanggung jawab besar yang harus diselesaikan segera. Terkadang merasa menyesal ambil kuliah lagi, tapi terkadang merasa bersyukur karena masih bisa dikasih kesempatan itu. Sebelum memutuskan untuk kuliah lagi, aku terbiasa memanfaatkan waktu dengan terlibat dalam kegiatan relawan di luar kota biar bisa sekalian menjelajahi Indonesia, hidup terlalu singkat untuk diam di satu tempat saja khan?

Kalau liat-liat isi gallery Instagram teman-temanku, banyak yang udah pernah ke Sumba, sedangkan aku hanya bisa mikir kapan waktu yang tepat untuk pergi ke sana. Oke, mustahil untuk pergi ke sana saat masa kuliah masih berlangsung karena jarang ada hari kosong dan sudah memasuki masa menyusun proposal tesis yang harus selesai di awal bulan Desember nanti. Memang susah jadi orang yang terbiasa kesana-kemari dengan tujuan menjadi relawan sebuah acara, makanya begitu Ruang Berbagi Ilmu menunjuk Sumba sebagai salah satu daerah di semester kali ini, aku ngga pakai mikir panjang. Yeap, aku bakal ke Sumba dalam rangka menjadi relawan RuBI, bukan dalam rangka liburan seperti orang-orang kebanyakan karena waktuku terbatas, apalagi mau sidang proposal tesis begini, jadi ngga bisa extend ke Sumba Timur. HHHHRRR GMZ!

Apakah aku bakal ke Sumba doank? TENTU TIDAK! (KHAN SAYA KASIH COMBATRIN!)

Karena tanggalnya berdekatan, setelah dari RuBI Sumba aku langsung terbang ke Bali untuk kembali menjadi relawan di acara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF). Ada mbak Avianti Armand dan mas Aan Mansyur kesukaankuuuuuu! Kali ini aku kembali bukan sebagai relawan fotografer, tapi sebagai supervisor acara-acara utama. Deg-degan lho, asli! Udah lama ngga ikut kegiatan relawan ternyata bisa bikin grogi juga. 

Nah, siapa aja sih yang bakal gabung di RuBI Sumba tahun ini? 

Ini di antaranya, ada yang kalian kenal?

Kenapa sih suka banget jadi relawan padahal segala macam biaya ditanggung sendiri? Kalian bisa baca alasanku di sini

Karena belum ada materi yang pas di RuBI untuk menjadikan aku sebagai narasumber, lagi-lagi aku menjadi fotografer. Bosen? Bosen lho~ apalagi foto-fotonya bakal menuh-menuhin hard disk. Nah, perlengkapan dokumentasi apa aja yang bakal aku bawa? Sederhana!
  • Kamera Fujifilm XT2 + dua batterai + charger
  • Lensa Fujinon XF35mm F1.4
  • Lensa Fujinon XF18-55mm F2.8-4
  • DJI Mobile
Kali ini aku cuma bawa kamera mirrorles karena lebih ringan untuk dibawa daripada kamera Nikon D750 yang biasa aku pakai untuk kerja, dan karena di perjalanan kali ini aku bakal bawa carrier 45L+10L, bakal gendong tas depan belakang deh tuh. Ditambah lagi berangkat dengan penerbangan pagi dari Jakarta menuju Sumba lewat Denpasar. Asik bukan?


Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney