The Six Talented Musicians with Six Life Selection

Photobucket

Semenjak setahun lalu, gue suka pergi ke art space. Tempatnya tenang, nyaman dan lega. Dia.Lo.Gue contohnya. Atau cafe semacam Cafe Tjikini dan Bakoel Koffie, mungkin karena Starbucks terlalu mainstream. Ngomong - ngomong, pada tanggal 10 Agustus 2012 kemarin, gue pertama kalinya ke W Space di Kemang karena liputan. Band kesukaan gue, White Shoes and The Couples Company mengadakan acara peluncuran EP mereka yang bertajuk Six Life Selection. Untuk kategori art space, W Space memang bagus ! Tembok putih memanjang dihiasi seni gambar diatas kertas putih besar oleh WSATCC dan space kosong di tengah ruangan sudah siap peralatan musik yang siap dimainkan. Gue mengintip song list yang ada di keyboard Mela, total ada 16 lagu. Gue kira bakal sampe malem banget, ternyata ngga.


Photobucket

Photobucket

Sembari menunggu pertunjukkan dimulai, sebuah video dokumenter WSATCC selama "berjalan-jalan" di Eropa dan disuguhi karya sederhana diatas kertas putih besar di tembok W Space yang mulai dipadati oleh penonton. Jam belom menunjukkan angka 9 malam, acara sudah dimulai. GONJREEEENG ! Para penonton yang tadinya berdiri, diminta Sari untuk duduk agar semua penonton bisa melihat penampilan mereka dengan jelas. Mereka melingkar diatas permadani coklat sehingga dapat melihat wajah personel masing - masing dan penonton yang dibelakangi personel lain. Jujur, ini pertama kalinya gue liat gigs yang seperti ini.

Photobucket

Photobucket


Dibalut dengan dress hijau selutut, Sari menghibur penonton yang dengan santainya duduk di lantai dan ikut bernyanyi bersama. Sari mengungkapkan bahwa acara peluncuran EP yang bertajuk Six Life Selection lebih memiliki konsep tongkrongan, "Jadi kalau ada salah chord, maklumi saja".

Photobucket Photobucket

Lagu syahdu Bersandar dan Like Summer Rain milik Ladybug Transistor dibawakan oleh duo Sari dan Mela dengan alunan gitar yang dimainkan oleh keduanya. "Di dalam band ada band ini namanya", ujar Sari. Lalu para lelaki tidak mau kalah. "Band dalam band" bagian kedua pun memainkan lagu La Javanese dengan formasi yang bakal jarang dilihat seperti di acara ini yang dimana Uncle John bermain bass, Rio Farabi bermain drum lalu Ricky dan Ale bermain gitar. Dengan leganya Rio berseru senang setelah lagu La Javanese selesai dan dilanjutkan dengan lagu Pathetic Waltz milik Pure Saturday. "Ini lagu jaman gue SMP kelas 3 kalo ngga salah", kata Ricky. Penonton tertawa menggelegar setelah irama drum tidak kompak dan memulai dari awal, karena bukan Uncle John yang berada di balik set drum, melainkan Ale. Diikuti Uncle John bermain Xylophone, Ricky bermain gitar dan Rio bermain bass dengan posisi tetap seperti bermain gitar. WSATTC menceritakan bahwa mereka berencana mengeluarkan EP kedua yang Insya Allah akan dirilis pada bulan Januari 2013. Di akhir pertunjukkan, para penggemar tidak lupa meminjam pulpen dan spidol untuk meminta tanda tangan di atas merchandise WSATCC, dari cover CD EP Six Life Selection sampai koleksi vinyl yang mereka bawa. Hanya dengan 20 ribu rupiah penonton menikmati enam belas lagu yang melantun dengan tenang dan cepat di W Space Kemang.

Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney