2018: Akan 30, Sabu Raijua, Insyaallah Raja Ampat dan Russia untuk Piala Dunia 2018

Tahun lalu adalah tahun di mana aku mengalami sediiiikit pendewasaan dalam hidup, kata adikku sih gitu, aku mah ngerasa biasa aja karena masih bego soal percintaan. Setelah menguras keringat dan air mata untuk UAS (iya, UAS. Aku jadi mahasiswa lagi. AHEY!), akhirnya libur juga sampe awal bulan Februari. Gila, semester awal aja udah gitu gimana tahapan menuju sidang tesis? Yang penting masih tetep waras sampe lulus.

Bukan Nuri namanya kalo ngga ngebolang dalam rangka kegiatan relawan padahal udah bukan pengangguran lagi dan bakal memanfaatkan absen kuliah sebaik mungkin. Bulan Februari nanti aku bakal ke sebuah tempat bernama Sabu Raijua. Pernah denger? Sama, aku pun baru denger. Tau Sabu Raijua itu di mana juga setelah liat peta. Aku bakal ngapain di Sabu Raijua? Nah, aku ke sana dalam rangka kegiatan relawan bernama Ruang Berbagi Ilmu atau RUBI. Di dalam kegiatan relawan RUBI ini aku selalu mengambil lokasi yang jauh dari pulau Jawa karena ingin mengenal Indonesia lebih ke pelosok *eaaa*. Jadi, lokasi pulau Sabu dan Raijua (yes, itu dua pulau yang berbeda, entah kenapa selalu disebutnya bareng-bareng. Mungkin bakal sedih kali yah kalo dipisah) itu ada di bagian timur Indonesia, lebih tepatnya sekitar 5-6 jam naik kapal cepat dari Kupang ke Pulau Sabu, dan nambah sekitar 2 jam lagi untuk ke Pulau Raijua. Untungnya, aku bakal ke Pulau Sabu, jadi ngga bakal mabok liat laut meskipun aku ngga pernah mabok laut. Sebenarnya aku bisa menyebrang ke Pulau Sabu dari Kupang dengan menggunakan pesawat Susi Air, tapi karena terbilang cukup mahal buat mahasiswa, jadinya aku dan beberapa rekan relawan bakal berangkat naik kapal karena kami tidak terburu-buru. Cerita lengkap termasuk pengalaman dan foto-fotonya bakal aku post setelah kegiatan relawan selesai yah.

Sejak sebelum pergantian tahun, teman-teman di beberapa Whatsapp grup membagikan informasi tanggal-tanggal cuti bersama (padahal buat mahasiswa kagak ngaruh), yang pertama aku perhatikan adalah tanggal hari pertama puasa, selain mempersiapkan diri untuk pergi ke Russia (kalau lolos jadi relawan Piala Dunia 2018), di tanggal 25 Juni nanti aku bakal merayakan ulang tahunku yang ke… 30. Tiga puluh, cuy, TIGA PULUH! Tampang kayak gini kagak cocok untuk usia 30 tahun woi! Aku juga bingung kenapa aku bisa masih dikira 17 tahun. DARI MANAAAA?!



Lalu, apa resolusiku di tahun 2018 ini? Jujur, ngga ada. Aku lebih milih untuk mencoret dua lifetime achievements yang tersisa. Kenapa aku sebut lifetime achievement, bukan resolusi? Jadi gini… 




Intinya sih karena lifetime achievement jangka waktunya lebih lama untuk dicapai daripada resolusi per tahun yang udah jelas deadlinenya dan bakal merasa gagal atau bersalah kalau belum terpenuhi menjelang pergantian tahun. Dari lima lifetime achievements, tinggal dua lagi nih. Yang masuk dalam nomer 4 adalah traveling ke Raja Ampat selama seminggu dan benar-benar menikmati liburan selama di sana meskipun aku ngga hobby diving tapi aku suka snorkling. Yang terakhir adalah, menikah. Yes, meskipun empat tahun lalu aku batal manten, keinginan untuk menikah masih ada. Berhubung aku sekarang adalah mahasiswa, aku bertekad untuk menikah setelah lulus kuliah di tahun 2019. Kalau setelah lulus belom ketemu calon suami gimana? Ya ngga apa-apa, uang tabungan bisa dipake buat traveling seperti biasa. Kalau semua yang di daftar udah tercoret, lalu apa aku bakal bikin lagi? Yap, tapi untuk berdua bareng suami. Misal salah satunya adalah traveling jauh berdua selama belum punya anak, dan kalau udah punya anak, bakal ajak dia traveling minimal sekali dalam setahun ketika dia udah berusia dua tahun. Mayan lah ada waktu buat nabung. 

Anyway, bulan depan adalah bulan yang menegangkan buatku karena bakal ada pengumuman relawan untuk Piala Dunia 2018 di Russia, kalau keterima, aku bakal di Russia selama kurang lebih dua bulan. Sedih, bakal melewatkan hari raya Idul Fitri untuk pertama kalinya sama keluarga, dan aku bakal merayakan ulang tahun ke-30 di sana. Kalau keterima ya. AAMIIN. Waktu ngisi formulir, aku pilih divisi departure and arrival alias tukang anter jemput timnas tapi timnas yang ngga lolos kualifikasi Piala Dunia tahun ini ajaib cuy. ASLI! BELANDA KAGAK LOLOS! CEM APA PULAK?!

Wes, yang penting semoga semuanya berjalan dengan lancar, dari rencana traveling sampe penyusunan proposal tesis. ada "aamiin"?

AAMIIN


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney