Ketika Menjadi Relawan (Fotografer) Tidaklah Mudah

Setelah lulus kuliah di tahun 2013, menunda revisi selama setahun (jangan ditiru), lalu diwisuda tahun 2014, aku memutuskan untuk tidak mengambil kerja kantoran dulu dan memilih untuk berkeliling dunia dari tabungan yang seharusnya aku pakai buat nikah (baca: batal manten). Kalau kalian baca tulisan-tulisanku sebelumnya, setelah lulus aku pergi ke (yang awalnya) ke empat negara dan empat kota, menjadi enam kota dan enam negara, satu di antaranya hanya perjalanan selama satu hari (one day trip), yaitu ke Brussels, yang satu lagi adalah trip impulsif bersama sahabat ke Praha, kami menghabiskan waktu selama lima malam di sana. Dan trip selama dua bulan itu kuberi nama #BIJITrip.


 

Setelah #BIJITrip berakhir di awal bulan Desember 2014, aku mengambil kegiatan relawan di Nepal bersama IVHQ pada bulan April 2015 bersama 19 relawan lain dari berbagai negara. Setelah dari situ aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan relawan di Indonesia yang sekiranya cocok buatku, karena tabunganku terkuras habis untuk #BIJITrip dan ikut serta menjadi relawan bersama IVHQ.

 

Apakah menjadi relawan itu gampang? Jujur, susah susah gampang. Kenapa? Untuk menjadi relawan setidaknya kita punya soft skill yang sekiranya bisa kita bagikan dan salurkan secara sukarela. Aku seorang fotografer yang punya hobi membaca dan olah raga. Apa yang bisa aku bagi dari pekerjaan dan hobiku itu? Jawabannya: BANYAK. Kesannya bakal dianggap remeh bahwa seorang fotografer rela menggunakan kameranya yang mahal untuk kegiatan relawan sedangkan kita ngga dibayar. Kalau kalian perhatikan, banyak acara menarik yang ngga punya dokumentasi yang sesuai dan enak dilihat oleh orang banyak. Selain menambah pengalaman dan koneksi, foto yang kita hasilkan bisa dijadikan sebagai portfolio. Belum lagi kegiatan relawan tersebut diadakan di luar kota atau luar negeri. Semisal kegiatan relawan yang diadakan oleh Ruang Berbagi Ilmu atau yang lebih dikenal dengan RUBI. Sejauh ini aku sudah mengikuti kegiatan RUBI dua kali di dua lokasi yang berbeda, yaitu Rote Ndao dan Natuna. Juga mengikuti kegiatan relawan Selebrasi 5 Tahun Indonesia Mengajar yang juga merupakan bagian dari Pelepasan Pengajar Muda di Halmahera Selatan. Melalui kegiatan relawan ini, aku mengunjungi beberapa provinsi di Indonesia yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.

 
Iya, rambutku pernah sepanjang itu *salah fokus*

 
Dari anak ibukota Jakarta menjadi anak pantai di Halmahera Selatan selama beberapa hari

 
 Maafkan pose kami yang lelah dirubung nyamuk di malam hari dan kepanasan di siang hari

Terlihat menyenangkan bukan? Lalu, ngga mudahnya di mana? Para relawan bersedia membiayai sendiri transportasi dari Jakarta (atau kota asal) ke kota tujuan, dan belum lagi kami harus menyesuaikan diri dengan budaya, makanan, dan cuaca. Membawa carrier bisa dibilang mudah, tetapi bakal susah ketika setelah kegiatan selesai, para relawan bubar jalan alias jalan sendiri-sendiri. Susah rasanya lepas dari rekan relawan yang sama-sama gilanya. Susah, jalan-jalan sendirian dan ngga ada yang bantu saat kesusahan. Tapi tantangannya ada di situ bukan?

Sewaktu menjadi relawan di Rote Ndao, aku ngga mengambil banyak foto karena... LUPA BAWA CHARGER KAMERA! Jadi buat kalian yang hobi fotografi atau menjadi relawan fotografer, jangan lupa bawa charger kamera ya. Pokoknya jangan.

 
Maklumi kami yang kegirangan liat pantai yang sepi yah 

Karena cuaca yang sangat panas di Rote Ndao, sehari setelah tiba di Jakarta aku mengalami dehidrasi yang parah sehingga aku harus dirawat di rumah sakit selama delapan hari. Itulah yang kita lupa terkadang; menjaga kesehatan. Menjaga tabungan untuk ngga dihabiskan terlalu banyak juga susah lho *lah*. Untuk menjadi relawan, kalian harus punya tenaga dan waktu untuk direlakan, tapi jangan sampai kesehatan kalian relakan juga.

 
Menyerah? Ngga, setelah pulih aku tergabung menjadi relawan di acara NusantaRun 3 di bulan Desember 2015 dengan rute dari Bandung ke Cirebon.

NusantaRun ini adalah acara lari dengan tujuan beramal, yang mana uang dari para donatur akan disumbangkan lalu dibangun gedung sekolah baru di daerah setempat. Kalian ngga perlu hobi ulang raga lari untuk bisa berpartisipasi di acara keren ini. Kamu bisa menjadi bagian dari acara ini dengan menjadi relawan marshall sepeda kalo kamu hobi bersepeda, menjadi relawan fotografer dan videografer untuk mengabadikan momen setiap detik, menit, dan jam di acara ini.

 
 Tim dokumentasi NusantaRun 3 dengan rute Bandung-Cirebon


Selain Kelas Inspirasi Jakarta 5 dan NusantaRun 4 yang diadakan dengan rute Cirebon - Purwokerto di minggu ketiga bulan Desember 2016, aku mengambil kegiatan relawan RUBI di Natuna sebagai fotografer pada tahun 2016 akhir. 

 
Tim dokumentasi NusantaRun 4 minus aku yang lagi packing di hotel 

 
Tim dokumentasi NusantaRun 3 reuni di NusantaRun 4  

Lagi, rasanya sayang kamera dan lensa yang kita punya dipakai untuk mendokumentasikan acara yang berlangsung sebentar, tapi kalau acaranya diadakan di pulau yang indah di Natuna, lalu lanjut ke Belitung, aku rasa itu bukan hal yang sia-sia. Lagipula, relawan lain bakal sangat senang punya foto mereka sebagai kenang-kenangan dan fotografer akan sangat dihargai meskipun hanya memotret, ngga lebih. Dan yang pasti, fotografer juga bahagia banget kalo ada yang motoin. 

 
Hayo relawan RUBI, siapa yang ngga kenal sama kak Asta?

Petualanganku di kepulauan Riau berlanjut ke Belitung bersama Raras, bisa dibilang kami wanita yang cukup tangguh untuk ngebolang berdua aja. Basah bareng, gosong bareng, dan ngopi bareng. Sebagai seorang solo traveler, awalnya agak susah punya partner sesama solo traveler karena kami sama-sama egois. Untung wanita satu ini sangat menyenangkan untuk diajak keliling, tampangnya aja yang jutek, selebihnya mah sangat easy going.


Bisa dibilang aku adalah relawan tetap untuk acara Ubud Writers and Readers festival (UWRF) sejak tahun 2014 yang diadakan setiap minggu ketiga atau minggu keempat di bulan Oktober, kalau ngga ada halangan, tahun ini adalah kali keempat aku menjadi relawan di acara literatur besar bertaraf internasional itu karena jadwal kuliah yang akan menentukan aku bakal ikut atau ngga, rasanya sayang untuk ngga ketemu rock star di dunia literatur dan bertemu lagi dengan mereka.

  
Tim "Ubud Sekut" di UWRF tahun 2016

Dan ada kemungkinan bakal berpartisipasi lagi di acara NusantaRun 5 dengan rute Purwokerto-Dieng yang berjarak sekitar 127,9 km dan diakan pada tanggal 15-17 Desember 2017, pendaftaran relawan sudah dibuka sampai tanggal 17 November 2017. 

Jangan takut untuk menginjakkan kaki kalian keluar dari kota di mana kalian tinggal untuk sebuah pengalaman berharga dan berkenalan dengan banyak orang dari kegiatan relawan. Selama kalian punya waktu, tenaga, dan uang yang cukup, berpetualanglah. Karena sekalinya waktu terlewati, ngga akan kalian bisa ulang kembali. Selamat berpetualang!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu