London: Beda Budaya? Ngga Masalah!

Aku suka ngga habis pikir sama orang yang rasis, emangnya ada apa sih dengan orang yang memiliki budaya, suku, agama dan ras yang berbeda? Selama apapun orang Belanda menjajah Indonesia dulu, aku pernah pacaran ama orang Belanda tok tok alias Belanda asli. Make love, no war #lah.

Kenapa pembuka tulisan kali ini seperti itu? Baiklah, aku mau menumpahkan semua hasil cara berpikirku selama aku di sini terutama dari sisi budaya dan agama. Semenjak aku di sini, banyak yang bertanya kenapa aku ngga makan bacon dan daging babi (pork), alesannya ya karena agama padahal mah... emang iya. Udah gitu, aku pernah nyoba bacon sekali dan itu rasanya ASIN NGGA KARUAN! Intinya aku kurang suka. Nah, dari hal sesederhana ini, mulai lah aku dan teman-teman membahas soal perbedaan yang ada termasuk kenapa muslim ngga boleh makan daging babi.

Di sini aku dapet banyak temen dari berbagai negara, otomatis kami mempelajari budaya satu sama lain. Intinya sih selama mereka ngga biskin masalah pribadi sama aku, aku baik-baik aja.




Budaya yang aku pelajari ngga cuma tentang budaya dasar, tetapi juga bagaimana sistem pendidikan di negara kami yang kami dapat selama ini. Di blok 1 aku mengambil mata pelajaran Hubungan Internasional, suatu hari aku ditanya oleh guruku tentang masa pemerintahan pak Soeharto dan diminta pendapat tentang Jokowi dan Ahok. Beberapa murid di kelas cukup kaget dengan adanya masa pemerintahan di Indonesia seperti itu (baca: masa pak Soeharto) dan Ahok yang sekarang menjadi gubernur DKI Jakarta padahal beliau beretnis Tionghoa. 

Biasanya yang menjadi kendala mahasiswa merantau adalah makanan. Di sini ada nasi, entah itu kita masak sendiri atau makan di restoran, tapi jenis beras atau nasinya agak berbeda. In order to survive, jangan harap bisa pilih-pilih makanan. Kalo pun bisa, ya dengan cara masak atau pergi ke pasar yang banyak menjual berbagai macam makanan. Di sini banyak restoran Jepang, China dan Korea. Tapi yang namanya restoran mesti ngorbanin duit karena sekali makan di restoran bisa ngabisin 20 GBP per orang atau 35 untuk 2 orang. Kalau jajan di Camden Market, Borough Market atau Portobello Market, satu porsi makanan bisa 6-7 GBP tapi porsi makanannya besar. Perut aman laaaah.

Tibetian Vegetable Dumpling (6 GBP isi 6 dumpling) di Camden Market

 Rendang (7 GBP + Nasi dan sambal) dan Sate Ayam (5 GBP + nasi) di Camden Market

Ini dia yang jual rendang terenak yang pernah aku makan (y)

Menjadi orang yang suka melanglang buana adalah mempelajari hal baru dari orang-orang sekitar, ngga hanya budaya tetapi juga bahasa dan kebiasaan. Contoh lainnya? Beberapa hari yang lalu aku makan malam bersama teman dan aku berniat untuk mentraktir dia. Dia nanya sampe 3 kalu untuk memastikan aku yakin atau ngga. Setelah bayar, aku nanya apakah itu (nanya sampe 3 kali) kebiasaan dia, lalu dia bilang bahwa itu kebiasaan orang Inggris pada umumnya ketika orang lain akan membayar sesuatu untuk mereka. Lalu dia juga menjelaskan kenapa toko-toko kebanyakan pada tutup lebih awal di hari Minggu, alasannya adalah hari Minggu adalah hari yang suci dan perlu dihormati menurut ajaran agama Kristen (CMIIW).

Kalau di antara kalian ada yang bakal kuliah di UCL, SOAS dan LSE, setiap hari Kamis di depan kampus Birbeck ada Farmers Market dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore. Harganya sih sama aja, tapi setidaknya ada kesempatan buat nyoba berbagai macam makanan ;) 





Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney