London Sejauh Ini: Presentasi dan Sosialisasi


Ngga kerasa banget udah sebulan lebih aku di sini. Meskipun jam belajarnya dari jam 10 sampai jam 4 sore, tetep aja ngga punya banyak waktu buat motret padahal di musim panas kayak gini matahari terbenamnya lebih lama. Pengin sekalian bawa kamera ke kampus dengan niat untuk motret setelah bubar kelas, udah males duluan karena kameranya berat. Jadinya foto-foto di Instagram diambil dengan kamera handphone. Ngomong-ngomong, Jakarta apa kabar? Masih macet? #Dikeplak 

Selain mendapat ilmu, aku mendapat banyak teman baru di Summer School Program dari SOAS ini. Di blok pertama, aku ambil mata pelajaran Hubungan Internasional selama 3 minggu. Murid-muridnya ada yang dari Jepang, Mesir, Kazakhstan, Prancis, Spanyol dan tentunya Indonesia. 

Sebelum pergantian blok berikutnya, blok pertama diakhiri dengan presentasi kelompok. Suatu hari sebagian besar murid di kelas memakai baju putih secara ngga sengaja karena cuaca dan udara di London itu sangat panas, karena hal itu kami semua janjian untuk memakai baju putih di hari presentasi dan bikin foto bersama. Beruntung aku bawa kamera Fujifilm XA-2 dan mini tripod. VOILA! Kami punya foto keluarga :D

Dua hari setelahnya, aku, Putri dan Suki (dari Taiwan) pergi ke Bath menggunakan bus yang memakan waktu perjalanan sekitar 3 jam. Oh iya, Putri juga dari Indonesia. Beruntunglah aku ketemu dia karena ada yang bisa diajak ngobrol bahasa Indonesia. Capek bray ngemeng bahasa Inggris melulu. Putri dan Suki mengajakku untuk jalan-jalan ke Bath beberapa hari sebelum presentasi blok pertama, karena penasaran Bath seperti apa jadinya berangkatlah kita dengan modal 27.50 poundsterling untuk membeli tiket pulang pergi London - Bath pulang pergi. Kami berangkat menggunakan bus pagi, sekitar jam 7.30. Tau sendiri lah aku orangnya paling ngga suka telat, apalagi segala macem di sini kebanyakan on time. Okeh sip, bangun jam 5 pagi, ngantri kamar mandi, kelar mandi langsung cabut ke stasiun kereta karena sepengetahuanku, underground train beroperasi jam 6 pagi, ternyata eh ternyata... jam 6.15 pagi stasiunnya masih tutup! Ajegile, busku berangkat jam 7.30 pagi! Okeh, muter otak... muter otak... cek Citymapper, okeh ternyata aku bisa ke terminal bus Victoria pake  bus meskipun memakan waktu sekitar 40 menit. Untung pemberhentian busnya ngga jauh dari underground train station Willesden Green. Sambil menahan dingin, akhirnya bus yang diharapkan datang juga meskipun harus nunggu 10 menit, yang mana aku cuma punya waktu sekitar 35 menit untuk tiba di Victoria Couch Station. Sebagai orang yang paling ngga suka telat, jantung udah deg-degan parah kayak abis high knees 90 kali. Eh maap, sayah orangnya freeletics banget, maap maap.  Okay, lanjut. Setelah melewati sekian belas bus stop akhirnya tiba di bus stop dekat Bond Street Underground Station untuk ganti bus, udah nunggu 5 menit eh ada orang lewat ngasih tau kalo bus ngga akan lewat karena ada penutupan jalan. 

Ya Tuhan...

Cobaan macam apa ini?! :"((

Okeh, ngga pake basa-basi akhirnya aku lari sekenceng mungkin ke Bond Street Underground Station dan untungnya udah buka, pas aku lewat sana masih ditutup dan udah banyak orang yang nunggu. Waktu terus berjalan, mencoba untuk ngga melihat jam dan tetep bertekad ngejar kereta biar ngga telat ketemu sama Putri dan Suki. Apa yang kalian rasakan ketika kamu tinggal menginjak satu anak tangga lagi, kereta yang udah nangkring di depan kamu menutup pintunya dan akan berangkat sesuai jadwal? Kesel? Sakit hati? Mau nangis? Okeh itu lebay. Setelah hampir bersumpah serapah karena nyaris ketinggalan kereta, ada orang baik hati yang mau membuka lagi pintu keretanya biar aku bisa masuk. GOD BLESS YOU SIR! Mungkin karena dia kasian ngeliat aku ngos-ngosan lari dari satu peron ke peron lain kali yah? Hhhhmmm....

Mencoba untuk ngga liat jam lagi. Akhirnya sampe di Victoria Underground Station. Tanya orang lokasi Victoria Couch Station... ternyata mesti jalan 7 menit. Lari lagi biar nyampe sana dalam waktu 2-3 menit. Putri udah telpon berkali-kali karena bentar lagi jam 7.30, meskipun kami bisa naik bus di jam berikutnya, kami ngga mau waktu yang kami punya di Bath nanti jadi berkurang. TOUCHDOWN! Akhirnya aku ketemu Putri dan aku tiba 3 menit sebelum waktu keberangkatan. Ternyata latihan lari bareng Thursday Night Run nya IndoRunners ada manfaatnya juga. Ambil napas di ruang tunggu sambil ngobrol, ngga lama kemudian ada pemberitahuan bahwa...

BUS YANG AKAN KAMI TUMPANGI DELAY 45 MENIT :"))

*lalu tepar*

But in the end... Bath is worth to visit :D


Banyak yang bilang kalau aku bakal lebih banyak main daripada belajarnya, bagaimanapun juga aku mencoba untuk membuat kehidupan di kampus dan kehidupan sosial seimbang. Misalkan, setelah bubar kelas aku jalan-jalan ke museum terdekat atau iseng jalan ke daerah London Bridge. Atau membuat jadwal untuk bersosialisasi, misalkan ke bar sama temen-temen setiap hari Rabu dan jalan-jalan sama Putri setiap hari Sabtu. Karena London adalah kota yang sibuk, aku jadi lebih terjadwal dalam mengatur waktu. Di sini aku kemana-mana naik bus dan kereta underground maupun overground, kadang-kadang lancar, kadang-kadang ngga, kadang-kadang keretanya sepi, kadang-kadang keretanya rame banget. Meskipun aku di sini cuma 3 bulan, jauh dari orang tua membuat aku jadi lebih fokus dalam menjaga dan mengatur diri sendiri. Intinya sih asalkan bisa ngemeng dan ngerti bahasa Inggris, aman jayaaaaaaa. 

Keluar dari zona nyaman memang tidaklah mudah, apalagi kalau perlu meluangkan waktu dan mengeluarkan uang banyak. Tetapi jika memang pengin keluar dari zona nyaman karena ingin mengalami dan menjalani hal yang berbeda demi perkembangan diri di kehidupan yang lebih baik, ngga ada salahnya di jalanin meskipun prosesnya ngga sebentar. Di mana ada niat, pasti ada yang bantu kamu untuk keluar dari zona nyaman yang menghambat kamu untuk mengalami hal-hal baru yang sudah lama menantimu.


Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney