#AmazingSanur: Kebaya Putih, Raksasa dan Milkyway (Bagian Pertama)

Sudah hampir 5 bulan aku ngga nulis di sini karena banyaknya kesibukan *halah*, dari mengurus anak orang sampe (akhirnya) mengurus pendaftaran summer school di salah satu kota yang paling aku suka di Eropa. Oh iya, sekarang aku kerja di Salihara. Itu lho, pusat kesenian yang letaknya di Pasar Minggu. Ngga tau? Kenalan dulu ya sama Google Maps, trus cari "Komunitas Salihara". Kalau ada waktu kosong buat nonton acara di Salihara, mari bersua!

Okay, buat yang baru mengunjungi blog aku untuk pertama kalinya, semoga menikmati tulisan-tulisanku. Maaf kalo agak-agak nyampah dan garing dikit. Dari pengalaman traveling sampe jadi relawan di sana-sini ada, semenjak ngga motret konser lagi ya beginilah kerjaanku sekarang, traveling ke sana sini. Alhamdu...lillah.

Langsung aja yak. Beberapa hari lalu aku diundang oleh panitia acara #AmazingSanur untuk meliput acara Festival Ogoh-Ogoh di Sanur, Bali. Beruntungnya, aku sekalian menikmati Sanur saat hari raya Nyepi. Terima kasih untuk Made Tozan Mimba yang udah mengundangku :3

Harusnya aku tiba di Sanur dari upacara Melasti yang diadakan pada tanggal 6 Maret 2016, karena tanggal 7 nya aku masih harus masuk kantor, jadinya kelewat. Sedih *hiks*. Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali. Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta). Selain melakukan persembahyangan, upacara Melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya). Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa. Hal ini dimaksudkan untuk menyucikan desa. Dalam upacara ini, masyarakat dibentuk berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut. Satu kelompok berasal dari wilayah atau desa yang sama. Seluruh peserta mengenakan baju putih. Para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud mensucian. Pelaksaaan upacara Melasti dilengkapi dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma.

Lanjut. Beruntung lah buat aku yang bisa bangun pagi meskipun tidur jam berapapun, jadinya aku bisa menghadiri upacara Meprani di dekat penginapan. Para penduduk sekitar memakai kebaya putih dan bawahan kain yang mengatung, tradisional tetapi masih terlihat elegan di mataku.

DSCF5138

DSCF5132

Di acara #AmazingSanur kali ini aku pakai kamera Fujifilm X-A2 Kit + 35mm f/1.4 dan Nikon D700 + Nikkor 24-70mm f/2.8. Oh ya, aku juga pakai GoPro Session yang aku pasang di atas kamera D700, biar bisa motret sekaligus merekam. Di upacara Meprani, aku diminta untuk memakai kebaya putih dan kain ikat, karena yang aku punya cuma kebaya yang berbahan katun, akhirnya aku, Leonita Julian dan mbak Evi  Indrawanto rela berpanas-panasan dan mandi keringat. MAKNYUS kalo kata pak Bondan Winarno mah.


DSCF5193
Leonita Julian

DSCF5195
Evi Indrawanto

Kami punya waktu kosong cukup lama setelah upacara Meprani, karena aku tiba di Sanur tengah malam, aku memanfaatkan waktu kosong tersebut untuk tidur. Festival Ogoh-Ogoh di Sanur dimulai jam 7 malam, kami bertiga sudah tiba di tempat acara sekitar jam 6. Leonita dan mbak Evi memilih untuk memotret dan merekam dari tempat para undangan, sedangkan aku lebih memilih di bawah, tempat di mana patung-patung raksasa yang ditandu oleh orang-orang akan dipamerkan dan dilewati. Untungnya, di acara Festival Ogoh-Ogoh ini kami diperbolehkan untuk memakai kaus dan bawahannya? Tetap pakai kain ikat. Alhamdulillah ngga keseribet kain sendiri selama motret. Maklum, namanya juga cewek yang punya jiwa setengah laki-laki, agak repot untuk memotret acara pakai rok panjang. HUFT ANET.

Tempat acara di mana Festival Ogoh-Ogoh diadakan dipadati wisatawan lokal dan mancanegara, mau tau gimana keseruan festival tersebut? Lanjut di post berikutnya yah *istirahatin jari* *pilah-pilih foto lagi*

DSC_1756

Comments

  1. Aku terkesan banget pada Nuri. Orangnya mungil, berwajah anak tamatan SMP, eh pengalamannya segudang. Senang deh bisa mengenal dirimu :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu