Sehari Bersama Sang Gajah

Aku mengenal seorang penyanyi bernama Tulus pertama kalinya di peluncuran album pertamanya di Bandung. Awalnya, aku agak enggan untuk meliput acara tersebut, karena sebagai reporter media online yang fokus pada musik indie di tanah air, agak bertaruh dengan musik yang akan aku dengan saat liputan, aku bakal suka atau tidak. Ternyata, aku jatuh cinta pada Tulus sejak peluncuran album pertama hingga sekarang karena suaranya yang indah dan tulus, sesuai namanya. 

Sebagai fotografer konser, mengenal para personel band atau penyanyi kesukaan secara personal adalah hal yang (mulai) biasa buatku. Dari berkenalan langsung dengan Lale, gitaris Maliq N D'Essentials, sampai Tulus itu sendiri. Dari sisi pandang penonton, pasti menganggap menjadi fotografer konser itu enak. Mendapat tempat khusus bernama media pit, hanya dengan menggunakan ID pers bisa masuk tanpa bayar dan bisa membangun komunikasi secara personal dengan band maupun penyanyi yang tampil. Tapi dari sisi fotogafer sendiri, setelah memotret sekian banyak dan sekian lama, mereka harus mengirim foto beserta tulisan ke media di mana mereka bekerja dengan tenggat waktu yang sudah ditentukan. Aku sendiri bekerja sebagai fotografer untuk media online bernama Gigsplay dan Jazzuality. Dua media itu selalu berusaha untuk memberi laporan se-update mungkin dan menyebarkannya via twitter dan facebook. Jika tidak? Mungkin dua media itu tidak diikuti banyak orang. Merasa bosan meliput artis yang itu-itu aja wajar untuk reporter musik, tapi kalau sudah suka, reporter sama seperti fans kebanyakan.

Aku ingin bercerita sedikit tentang pengalamanku sebagai fotografer di Konser Gajah Tulus di Bandung bulan September tahun 2014 di Sabuga, Bandung. Pada awalnya aku melihat halaman facebook sang manager, Ririe Cholid. Dia memuat beberapa foto Tulus sebelum manggung dan aku nyeletuk begitu saja di kolom komentar, bahwa aku ingin sekali-kali menjadi bagian dari penampilan Tulus sebagai fotografer. Dan ternyata, celetukan itu disambut oleh Ririe. Dan akupun mendapat kesempatan sebagai seseorang yang mengabadikan momen dari check sound sampai acara berakhir bersama dua fotografer lainnya, yaitu Jose Riandi dan Azka. Kami bertiga mendapat All Access, yang mana kami bebas ke mana saja di venue.




Aku masih menyimpan kenang-kenangan ini dengan baik, karena saat itu aku berpikir, aku mendapat kesempatan langka. Kenapa? Karena setelahnya aku memutuskan untuk istirahat sebentar sebagai fotografer dan konser dan memulai berpetualang ke benua lain seorang diri. Saat aku berhadapan dengan Tulus, jujur, aku gugup parah. Penyanyi kesukaan yang biasanya aku lihat dari balik lensa, saat itu berdiri beberapa langkah saja dari tempat aku berpijak. Oh, akupun berkenalan dengan Fuad Rudyan, sang drummer. Yang aku suka dari penampilan Tulus di atas panggung adalah dia suka menyanyikan lagu musisi lain dengan indah sekali, salah satunya adalah lagu Sementara milik Float di konser Beyond Sincere di Gedung Kesenian Jakarta beberapa tahun silam. Daaaaan, di belakang panggung aku mendengar Tulus menyanyi lagu I'm Not The Only One milik Sam Smith meskipun hanya beberapa bait. Aku. Semakin. Jatuh. Cinta. Dengan. Suaranya.

 
Ritual yang wajib dilakukan sebelum manggung sudah pasti syukuran dan berdoa bersama agar semuanya berjalan dengan lancar, dari awal hingga akhir. Terkadang, yang susah dikendalikan dari seorang fotografer konser dan juga sekaligus fans, adalah menangkap momen yang harus dibagi ke orang lain dan ke diri sendiri. Aku sering luput menangkap momen seru karena bagiku tidak begitu penting, tapi untuk yang lain? PENTING.






Satu hal yang membuat aku terkejut adalah, foto-foto Tulus yang saya tangkap dengan kamera semenjak peluncuran album pertama hingga Beyond Sincere ditayangkan sebagai pembuka konser Gajah Tulus. Asli, itu kejutan buatku karena selama ini foto-foto panggung yang aku hasilkan hanya terpampang di Instagram dan dua media online di mana aku bekerja.




Aku semakin jatuh cinta dengan seorang Tulus setelah aku mendengarkan lagunya yang berjudul Mengagumimu Dari Jauh di acara itu, aku belum pernah dengar sebelumnya karena tidak ada di dua album yang sudah dia keluarkan. Dan foto di bawah adalah momen terbaik yang aku tangkap di acara itu.



Mungkin saat Tulus akan lahir ke dunia, Tuhan ingin dunia dihibur oleh seseorang yang memiliki suara dan senyum maupun tawa yang tulus dari hati kepada penggemarnya. Dan seseorang itu, bernama Tulus. Terima kasih, Tulus. Atas suaramu yang indah, lagumu yang menggugah hati dan aksi panggungmu yang selalu ditunggu banyak orang. Sekali lagi, terima kasih atas satu momen yang kuberi nama "Sehari Bersama Sang Gajah".

Comments

  1. ihhh cakeeppp bener sih jepretaannnyaa :3

    ReplyDelete
  2. Kutak harus memilikimu, tapi bolehkahku selalu didekatmu.....

    ReplyDelete
  3. Kutak harus memilikimu, tapi bolehkahku selalu didekatmu.....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu