#BIJITrip. Berlin: Teman Baik, Desperados dan Mendadak Praha

Perkenalkan, ini teman baikku dari jaman kuliah di Bandung. Namanya Tassa. Trip ke Eropa ini juga dalam rangka mengunjunginya yang baru menyelesaikan S2, sebelumnya dia kuliah di ITB jurusan Kriya Tekstil.


Menyenangkan rasanya bisa bertemu teman baik di tempat dan suasanya yang sangat berbeda. Ini pertama kalinya aku ke Berlin dan merasa sangat beruntung karena beberapa orang masih bercakap dalam bahasa Inggris, kon orang Jerman harga dirinya sangat tinggi sehingga orang yang berkunjung ke sana "dituntut" untuk bercakap dalam bahasa Jerman. Waktu SMA aku belajar bahasa Jerman selama 2 tahun, tapi apa daya buatku bahasa Jerman terlalu sulit untuk dipelajari. Jadinya aja aku hanya menguasai 2 bahasa asing, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Jepang (meskipun sekarang udah agak lupa)

Aku menginap di sebuah hostel yang ternyata cukup jauh dari tempat tinggalnya, tapi aku sengaja memesan private room agar dia bisa menemaniku selama aku di Berlin. Dan ngga lupa untuk mencicipi bir khan Jerman, dan akhirnya Tassa memperkenalkan aku "bir" bernama Desperados. Yang mana itu sebenarnya adalah... TEQUILA! Aku dijebaaaaak *nangis bahagia*. 


Tapi berkat Desperados, aku bisa tidur pulas, sampai... penghuni kamar sebelah membuat kegaduhan yang membuat kami berdua terbangun. Kegaduhannya normal koq, bukan yang aneh-aneh. Ternyata di kamar sebelah berisi mahasiswa-mahasiswa. Itu jam 1 malam dan kami mencoba untuk tidur ketika kegaduhan mereka sudah reda, tapi ternyata mereka gaduh lagi. Sampai beberapa orang datang ke lobby untuk mengirim pihak keamanan ke kamar mereka karena mengganggu istirahat. Namanya juga hostel, kadang-kadang penghuni maupun fasilitasnya di luar keinginan maupun harapan.

Karena 10 hari terlalu lama untuk dihabiskan di Berlin aja, tercetuslah untuk ngabur selama 4 hari ke Praha, Republik Ceko. Karena kami berdua belum pernah ke sana dan dapat ditempuh dengan kereta selama 4 jam dari Berlin.




Tassa lebih terbiasa ngider sendirian di Eropa karena dia tinggal di Berlin sejak setahun yang lalu, sedangkan aku? Ini baru pertama kalinya Eropa sendirian (kecuali London), itupun dalam rangka jalan-jalan. Jeleknya aku adalah, ketika ngider berdua dengan teman yang lebih mengenal dan berani menjelajahi daerah yang kami singgahi, aku sedikit bergantung apalagi di daerah yang bahasanya berbeda. Memang, setiap pelayanan wisata dan tur memiliki staff yang jago bahasa Inggris, tapi kalo logatnya beda, agak susah dimengerti juga.

Kami menginap di AirBnb yang lokasinya sekitar 10-15 menit jalan kaki dari Old Town, dan di sekitarnya banyak restoran kecil dan cafe yang memiliki internet dengan kecepatan tinggi *tetep ye booook, namanya juga ngebolang, mesti lapor orang tua*

Aku dikalahkan oleh udara dingin sejak di Praha. Pagi haripun berkabut dan ngga ada matahari. Tapi aku dan Tassa mencoba untuk menikmatinya karena ini pertama kalinya kami ngebolang berdua di Eropa.


Selama di Praha, selain menghubungi orang tua, aku juga menghubungi seseorang di Amsterdam via Skype dan kami berdua bercerita tentang Praha. Menyenangkan rasanya bertemu dengan seseorang saat bepergian dan ngga lama setelahnya, orang itu menjadi orang yang berarti banget dalam kehidupan sehari-hari, apalagi lahir dan tumbuh di budaya dan negara yang berbeda. Yah, setidaknya untuk menjadi teman cerita yang baik (ngga perlu cerita detail tentang dia khan? OKE SIP!)

Kembali ke Praha, sehari sebelum pulang Tassa pengin ke Kutna Hora, sebuah kota yang letaknya sekitar satu jam perjalanan menggunakan mobil dari pusat kota Praha. Di sana terdapat banyak gereja tua yang desainnya unik dan menggetarkan jiwa *naon sih ih*. 


Tapi kalo boleh jujur sih, selama perjalanan aku paling ngga sabar untuk cepat-cepat sampai di London. Udah ngerasa seperti rumah sendiri. Tujuh minggu waktu yang lama kalau dijalani dengan berat hati dan ngga dinikmati benar-benar. Begitu hari terakhir di Berlin, aku merasakan waktu berjalan begitu cepat. Akhirnya bakal ke London juga selama 3 hari, lalu ke... ICELAND! Kenapa ngga langsung ke Iceland dari Berlin? Karena aku bakal tinggal selama 3 minggu di London setelah dari Iceland, jadi aku beli nomor lokal dan membeli tiket transportasi langganan terlebih dahulu biar ngga bingung setelah dari Iceland, dan aku harus menggunakan kereta dari bandara Heathrow menuju hostel. Intinya, kemanapun kita pergi yang penting bisa dihubungi biar bisa ngasih kabar ke orang terdekat. Kamu ngga pengin bikin orang lain khawatir cuma karena kamu ngga bisa dihubungi khan?

Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu