Bhutan Expedition: Punakha Valley

Setelah melewati malam yang sangat amat panas di kamar hotel *ASLI PANAS BANGET*, aku dan peserta ekspedisi lainnya menuju ke Punakha Valley dengan mini bus, perjalanan memakan waktu selama 4 jam perjalanan. Tepos deh tuh pantat. Sepanjang jalan berkelok-kelok ngga santai mengikuti Pa Chu (chu berarti "sungai") dan mengarah ke timur Dochu La pada 10.300 kaki

Awalnya aku kira ekspedisi ini khusus buat memotret kehidupan sosial di beberapa kota di Bhutan. Ternyata benar, hanya saja untuk memotret kehidupan sosial di kota-kota yang aku tuju di Bhutan, tidak selalu naik mobil. Misalnya, di Punakha ini kami diajak ke sebuah kuil kecil yang sedang mengadakan doa bersama, sayangnya kami tidak diizinkan memotret di dalam, padahal dalamnya bagus banget. Banyak gambar sang Buddha dan Circle of Life. Tempat pertama yang kami kunjungi hari itu adalah Kichu Temple.

BE-9182

BE-9197



BE-9211

Setelah dari Kichu Temple itu, kami pergi ke tempat bernama Chimi Lakhang, di mana para biksu muda bermain setelah belajar. Untuk ke tempat itu, kami harus menelusuri Punakha Valley dengan jalan kaki (atau sedikit mendaki) selama kurang lebih 45 menit, atau selama 2 jam untuk bolak-balik. Dan angin di Punakha Valley sedang kencang, untunhnya semalam sebelumnya sudah diingatkan untuk berpakaian dengan hangat dan memakai sepatu lari atau mendaki. 

Setibanya aku  di puncak Punakha Valley, inilah yang aku temui

BE-9405

BE-9394

Kalau ada yang sudah pernah ke Nepal, India, Tibet maupun China, di beberapa daerah tertentu kalian pasti akan melihat prayer flag di mana-mana, biasanya dibentangkan dengan sangat panjang, dari ujung pohon ke ujung pohon yang lainnya, atau bahkan dari satu bukit ke bukit lainnya. Sayangnya, guide kami tidak menjelaskan banyak tentang prayer flag  ini, kalau ada yang tahu, bagi-bagi pengetahuannya yah ;)
Aku melihat banyak prayer flag pertama kalinya di Dochula, Punakha Pass.

BE-9312

BE-9277


Orang-orang di Bhutan, kebanyakan anak-anak, sangat familiar dengan fotografer (atau kamera). Saat aku berjalan kembali menuju kendaraan, aku bertemu dengan dua anak kecil ini. Dengan polosnya mereka menyapaku dan beberapa peserta ekpsedisi. Lucunya, mereka tersenyum saat kami semua bilang ingin memotret mereka, seolah-olah mereka sudah sangat sering difoto oleh fotografer yang berjalan melalui rumah mereka.

BE-9433

Perjalanan di hari itu tidak terlalu melelahkan karena tidak terlalu banyak kegiatan dan waktunya santai, sehari paling mengunjungi dua sampai tiga tempat yang diberi waktu lama, sekitar satu jam sampai 3 jam. Bosan? NGGA DONK. Karena motret sering kali memakan waktu yang lama, apalagi kalau ada acara khusus. Nah, di hari ketiga aku bakal kasih tau kenapa motret acara khusus selama 3 jam itu seru, tidak membosankan ;)

FYI. Ternyata di Bhutan, nasi merah adalah makanan pokok kerajaan, yang notabene buat orang Indonesia adalah makanan buat diet. Ngga heran sih kalo raja dan keempat (iye, 4) istrinya tampak sehat dan kelebihan berat badan alias gendut :p

Comments

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney