"Aku Menderita Kanker Ovarium Sejak Kelas 1 SD"

Suatu hari saya iseng-iseng menawarkan diri untuk menjadi fotografer sukarela untuk sebuah yayasan kanker anak di Jakarta bernama Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. Dan akhirnya saya dihubungin oleh salah satu pengurus bahwa saya diminta untuk memotret kegiatan dan profil beberapa anak penderita kanker untuk dipakai di website YKAKI. Karena saya merasa cukup jenuh dengan motret aksi panggung, akhirnya saya memutuskan untuk memotret kegiatan lain agar kamera tidak nganggur.


Awalnya saya merasa, saya berada di sebuah taman kanak-kanak. Banyak anak kecil berlarian kesana-kemari, bermain dan tertawa geli. Tapi siapa sangka, anak-anak itu menderita kanker. Saya tidak habis pikir, karena ada anak kecil yang masih berusia sekitar 4 tahun. Tidak memiliki rambut akibat chemotherapy.

Kunjungan saya yang kedua kalinya, saya mendapat kesempatan untuk mengobrol dengan salah satu anak penderita kanker. Namanya Yulia, asli Batam. Kalau kalian perhatikan, dia nampak sehat. Saya berkenalan dengannya pada kunjungan pertama. 

Photobucket

Saya bertanya dengan halus, kanker apa yang Yulia derita. Yulia menjawab, "Aku menderita kanker Ovarium sebelah kanan sejak kelas 1 SD. Gara-gara aku mengkonsumsi makanan yang banyak penyedapnya. Awalnya aku merasa ada yang aneh sama perutku karena lama-lama membesar dan sakit saat aku mengikuti upacara bendera di sekolah. Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata aku menderita kanker Ovarium stadium ringan. Karena keluargaku ngga punya banyak uang untuk melakukan operasi, salah satu saudaraku menganjurkan untuk pergi ke YKAKI. Capek lho kak, bolak-balik Jakarta-Batam. Selalu ada perasaan sedih setiap kali ninggalin Batam, tapi mau gimana lagi. Yulia pengen sembuh biar bisa sekolah lagi"

Di YKAKI, semua anak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kurikulum dari pemerintah, jadi Yulia dan anak-anak lainnya tetap tidak ketinggalan pelajaran yang seharusnya mereka dapatkan di sekolah. Lalu Yulia bercerita lagi, "Aku menjalani chemotherapy ringan setelah kankernya dihilangkan dengan cara operasi". Lalu saya kembali terkejut dengan lanjutan cerita Yulia, "Tapi tau ngga, kak ? Setelah kanker Ovarium aku sembuh, aku menderita kanker Kelenjar Getah Bening". Kemudian Yulia menunjukkan bekas luka operasinya. Ada dua bekas operasi sepanjang sekitar 15 cm yang berdekatan. Saat ditanya Yulia takut atau tidak dengan adanya kanker kedua yang dia derita, Yulia menjawab bahwa dia tidak takut karena dia yakin kanker itu akan hilang dan ingin bersekolah lagi. Yulia optimis bahwa kehidupannya akan kembali seperti anak normal lainnya. Teman-teman sekolah Yulia jarang melihatnya di sekolah bahkan sampai dia menginjak kelas 1 SMP, dia enggan memberitahu teman-teman sekolahnya karena bagi Yulia itu adalah hal yang biasa, tapi tidak untuk teman-teman sekolahnya. "Teman-temanku tahu setelah diberitahu oleh ibu guru dan mereka memberikan sejumlah uang sumbangan untuk biaya operasiku. Meskipun aku jarang masuk sekolah, aku memperoleh peringkat satu di SMP. Aku kaget, kak. Padahal ke sekolah aja jarang", lalu Yulia tertawa renyah.

Saat saya ngobrol dengan Yulia, dia mengeluh karena tidak mendapatkan tiket pesawat di minggu saya berkunjung, dia beserta keluarga terpaksa menunda kepulangan setidaknya seminggu kemudian. Dengan spontan saya mengajukan pertanyaan terakhir sebelum saya pulang, yaitu : Apa cita-cita Yulia. "Ah, aku malu ngomongnya kak !", Yulia tertawa malu. Saya bujuk untuk mengungkapkan cita-citanya dan mengatakan ada dunia bahwa gadis berusia 13 tahun ini masih punya cita-cita setelah menderita dua penyakit kanker yang berbeda. "Aku pengen jadi artis, kak. Aku suka nyanyi", jawaban Yulia membuat hati saya luluh. "Waktu aku balik ke Batam, ada lomba 17 Agustus tapi ngga ada lomba nyanyi padahal Yulia pengen banget ikutan. Eh, pas Yulia berobat ke Jakarta, komplek rumah Yulia ngadain lomba karaoke. Khan kesel kak ! Oh ya, kak. Aku khan udah sembuh dari kanker Ovarium dan Kelenjar Getah Bening. Tapi sekarang aku kena Kista, kata dokter itu ngga berbahaya kalo dibandingin kanker sebelomnya. Jadi dokter dan keluargaku bawa santai aja". Sebelum saya pulang, Yulia minta satu hal kepada saya, "Kak, kalo kakak ada info casting FTV atau menyanyi, kakak kasih tau aku yah ?! Yulia mau dateng ke Jakarta lagi demi bisa menjadi artis"

Saat ini Yulia berusia 13 tahun, kelas 1 SMP di sebuah daerah di Batam. Saya bilang ke Yulia jika suatu hari ingin berkunjung ke rumah Yulia dan dia dengan senang hati akan menyambut saya. "Kak, rumah aku bukan di kota Batamnya, agak jauh dari pusat kota. Kakak ngga apa-apa pergi ke daerah ? Soalnya kakak bawa barang mahal (baca : kamera)". Saya jawab kalo saya suka jalan-jalan ke daerah, asalkan tidak ke gunung :p

Kadang saya suka ngeluh saat saya hanya menderita flu, setelah saya ngobrol santai dengan Yulia yang menderita dua penyakit kanker, saya menjadi sangat salut akan semangat remaja ini yang ingin meneruskan hidup, optimis penyakitnya akan hilang dari tubuhnya dan ingin melanjutkan sekolah seperti anak-anak lainnya. 


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu