Kembali Menjadi Travel Photographer

Setelah menjadi guest admin @KartuPos, banyak yang bertanya bagaimana awal mula gue jadi travel photographer. Hhhmm... Beginilah ceritanya.

Pada dasarnya dari kecil gue suka fotografi, tapi waktu itu lebih ngarah ke Human Interest dan kamera pertama gue adalah Polaroid. Karena isinya mahal, jadi ngga gue terusin. Pake kamera film, gue suka ngga sabar untuk liat hasilnya. Dari kecil pula gue suka jalan-jalan, seinget gue, pertama kali gue keluar negeri adalah ke China lalu lanjut ke Hong Kong dan berakhir di Singapore. Waktu itu kalo ngga salah kelas 4 SD jadi belom tau apa-apa. Karena bepergian itu, gue jadi tau bahwa setiap negara punya hal yang unik. Contohnya, waktu ke China adik gue beli buah Leci banyak banget, pas balik ke Indonesia dia tidak menemukan buah Leci seenak di China.


Gue berani naik pesawat sendiri sejak kelas 5 SD, semenjak itu gue memberanikan diri untuk kemana-mana pergi sendiri. Selain karena ngga merepotkan orang lain, orang tua gue juga bekerja, jadi mereka tidak bisa menemani dan tidak punya banyak waktu untuk traveling. Alhamdulillah bokap sering dinas keluar kota dan negeri. Setiap kali bokap dinas, gue suka minta diajak. Sedekat apapun jaraknya. Gue lahir di Jakarta, besar di Surabaya, setelah lulus SMA gue pindah ke Bandung untuk meneruskan pendidikan (baca : kuliah), gue ngga pernah tinggal di Jakarta dalam waktu lama. Paling lama juga sebulan atau dua bulan kalo gue ngga ambil Semester Pendek atau orang tua nyuruh pulang.

Selama kuliah, gue curi-curi waktu untuk tetap traveling. Dari pergi umroh, nonton Barclays Premiere League di London sampe praktikum profesi ke Kamboja dan Thailand. Setelah kehabisan waktu untuk jalan-jalan, gue mengisi waktu dengan menjadi stage photographer untuk @gigsplay. Gue motret gigs kecil dan konser lokal. Itu gue jalanin selama dua tahun. Orang tua mengeluh karena gue sering pulang malem karena liputan ini-itu di Jakarta, alhasil gue kembali ke habitat awal, yaitu Forum National Geographic Indonesia. Alhamdulillah gue menjadi moderator untuk regional Bandung. Gue dan teman-teman NG Bandung pernah ke Gunung Padang di Cianjur dan disitu gue merasakan beratnya jadi travel photographer. Kenapa ? Karena untuk jadi travel photographer, gue harus menyesuaikan tempat tujuan. Baik itu kota, gunung, pantai, laut sampe pedesaan. Sayangnya, gue paling ngga suka naik gunung.

Gue inget banget waktu bokap dinas ke Batam lalu lanjut ke Pulau Bintan. Dan bokap pernah ngajak gue ke Jogjakarta dalam rangka dinas juga. Bokap kerja, gue jalan-jalan sendirian dengan bahasa Jawa Kromo Inggil yang pas-pasan. Pernah juga bokap dinas ke China atau Korea Selatan (gue lupa), sebelom balik ke Jakarta, beliau singgah dulu di Singapore selama beberapa hari. Karena waktu itu gue lagi santai, akhirnya gue ketemuan sama bokap di Singapore. Kembali jalan-jalan sendirian saat bokap kerja, ketemuannya pas makan malam.

Tanpa sadar hal itu membuat gue jadi lebih suka jalan-jalan sendirian. Setelah pergi ke Spanyol dan Portugal bareng temen-temen dari sebuah tim tari yang gue ceritain via akun KartuPos, gue merasa kurang nyaman karena beberapa dari mereka termasuk Luxury Traveler alias tukang belanja yang bermerk. Sedangkan gue type traveler yang murni jalan-jalan, beli souvenir khas negara itu dan motret objek menarik.

Bulan November lalu gue pergi ke Sydney seorang diri untuk nonton konser band kesukaan gue nomer satu di dunia : COLDPLAY. Dengan bantuan Kenny (admin @KartuPos yang sesungguhnya), gue pergi ke Sydney sendirian, nginep di hostel dan kemana-mana naik bus dan kereta. Di sana gue sempet jalan seharian bareng @aMrazing, @OmAbdi, @JonathanEnd dan @Rahneputri. Alhamdulillah banget mereka ngga rempong dan mudah menyesuaikan satu sama lain. Sisa hari selama di Sydney, gue kembali jalan sendirian. Beli beberapa barang titipan teman dan ketemu saudara yang kebetulan ada di sana. Gue hampir tidak memotret menggunakan kamera DSLR selama di Sydney karena gue salah strategi. Backpack yang gue pake selama jalan-jalan di Sydney tidak nyaman dan akhirnya gue cuma pake kamera handphone (iPhone 4).

Hal yang diperlukan untuk menjadi travel photography adalah loe suka traveling dan photography. Selebihnya loe harus percaya diri dalam berkomunikasi dengan orang sekitar dalam pengambilan objek, apalagi di negara yang bahasanya masih bisa dimengerti.

Gue ada rencana untuk traveling ke Bhutan bulan Oktober nanti. Ada yg bertanya, apa yg menarik dari Bhutan ? Gue cuma bisa jawab, tidak tahu. Kalo tidak tahu apa yang menarik di sana, apa yang membuat gue untuk pergi kesana? Jawabannya adalah, justru karena gue tidak tahu, gue pengen kesana untuk tahu. Rasa penasaran itu penting, biaya untuk kesana juga tidak kalah penting (ya iyalah, Nur. Menurut ngana ?!)

Untuk jadi travel photographer, loe ngga harus pake DSLR. Gue yang tadinya pake DSLR, sekarang pake kamera pocket Canon G15, karena "dalam"nya hampir sama seperti DSLR yang gue pakai sebelumnya.

Untuk hasil-hasil foto dari kamera DSLR gue sebelumnya (Nikon D700) bisa dilihat di : http://www.flickr.com/photos/nurinuriii/collections/72157632065790224/

Kalo ada pertanyaan, silahkan leave comment. Nanti gue jawab sebisanya :D

Comments

  1. postingan ini mengandung #kode :))

    ReplyDelete
  2. Pertanyaannya adalah kenapa nggak ada yang bertanya?

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Bagaimana Langkah awal untuk memulai karir traveling photographer?? harus dimulai dari apa? Saya hanya bermodal niat.. Cinta.. Dslr entry level dan sekolah photography (dalam proses nabung)..?? mohon jawabannya gan.. Kalo perlu email gw Panjang lebar di jumprapper92@gmail.com terimakasih atas perhatian anda..

    ReplyDelete
  5. keren min bisa sambil jalan jalan deh sambil umroh ug amin

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Ketika Kita Sendiri yang Membuat Jalan Buntu