Traveling ala Cewek Geek Macem Gue

Semua orang pasti punya gaya sendiri dalam berpakaian, mungkin juga dalam traveling. Gue selalu traveling sejak kecil tapi baru traveling sendirian sejak masuk kuliah. Sendirian dalam arti tidak bersama orang tua, tapi bersama kerabat dan teman-teman. Ini hanyalah tulisan sederhana tentang gaya dan pengalaman traveling gue.

1.     Pakaian
Gue selalu memakai kaos, cardigan, celana jeans dan sepatu kets atau flat shoes. Tergantung dari tujuan traveling itu sendiri, tapi gue baru merasakan saat #SydneyTrip bahwa traveling dengan flat shoes di kota yang sedang dilanda hujan dan musim dingin, bukanlah pilihan yang tepat. Sisanya seperti jaket atau mantel, tergantung dari musim di kota tujuan kita. Untuk kota / negara yang bersalju, diwajibkan memakai baju berlapis.

Waktu gue pergi ke Seoul, kota tersebut sedang bersalju. Gue harus memakai kaos dalam, kaos biasa, sweater, mantel tahan air dan mantel hangat untuk dibawa (dipakai jika butuh). Kenapa mantel tahan air ? Karena salju akan mencair di pakaian kita begitu kena sinar matahari. Oh, jangan lupa sarung tangan. Untuk celana gue rangkap dua, karena Seoul pada saat itu suhunya selalu dibawah 15 derajat Celsius. Alas kaki cukup kaos kaki dan sepatu boots. Ngga usah tinggi-tinggi. Cukup yang flat boots dan menutupi betis.

Untuk musim panas, pakailah baju yang warna cerah. Selain memberi kesan ceria, warna cerah bisa memantulkan panas jadi loe ngga mudah berkeringat, hindari memakai pakaian berwarna gelap karena mudah menyerap panas. Untuk pakaian dalam, bawa pakaian dalam yang bisa dicuci dan sekali pakai. Lumayan, bakal nambah space kosong kalo pakaian dalam sekali pakai sudah habis.

2.     Isi Tas
Isi tas gue selain dokumen penting seperti passport, visa, tiket pesawat dan uang saku cadangan, gue selalu menaruh buku catatan, pulpen, charger handphone yang berkabel maupun travel charger dan buku bacaan. Seperti banyak travel blog tulis, jangan lupa untuk memfotokopi passport kita dan selalu membawanya bersama kita, yang asli kita taruh tempat di mana kita menginap. Jika tidak merasa aman meninggalkan passport kita di tempat kita menginap, bawa, masukan dalam tempat terdalam dari tas. Lebih bagus lagi kita memakai tas yang ada lapisan dalamnya. Karena jika passport hilang, kita ngga bisa pulang. CATAT ! NGGA. BISA. PULANG.

3.     Kamera
Karena pada dasarnya gue seorang fotografer amatir #uhuk, gue membawa perlengkapan fotografi seperlunya, disesuaikan dengan jenis perjalanannya. Awalnya gue memakai kamera DSLR dan lensa yang sesuai perjalanan. Contohnya, gue pergi ke sebuah tempat yang landscape-nya menonjol. Waktu gue ke Ranca Upas, gue cuma membawa lensa wide 20mm f/2.8 dan lensa fisheye. Waktu #SydneyTrip, gue membawa kamera dan lensa 35mm f/1.4. Gue ngga bawa lensa 24-70mm f/2.8 karena baru “sembuh”, agak riskan untuk gue bawa jalan-jalan lagi. Dan loe tau ? ITU BERAT BANGET UNTUK GUE KALUNGIN ! Entah karena kameranya yang berat, atau badan gue yang terlalu ringan untuk membawa beban sebesar itu.

Kamera pocket sekarang banyak yang hampir setara seperti kamera DSRL. Canon G15 contohnya, bisa untuk merekam video dan resolusinya cukup besar. Tapi kalo pengen motret dengan resolusi tinggi (atau dengan RAW) lebih baik memakai kamera DSLR, karena lebih “aman” saat masuk Photoshop ataupun Lightroom.

Saat jalan-jalan, loe ngga harus bawa kamera beserta tas kameranya. Loe cukup bawa kamera, baterai cadangan dan memory card tambahan dalam tas punggung atau tas tangan loe. Karena saat jalan-jalan di kota / negara orang, agak riskan untuk membawa tas kamera karena akan menjadi incaran orang (baca : copet) jika loe lengah sedikit.

4.     Rekam Jejak
Loe ngga bisa setiap saat mengeluarkan buku catatan untuk mencatat tempat yang loe kunjungi kecuali loe punya banyak waktu luang. Aplikasi Path berguna untuk merekam jejak loe selama perjalanan. TAPI. Ada tapinya nih. Ngga ada salahnya saat santai, loe menulis ulang apa yang sudah loe “catat” di aplikasi Path. Kita ngga tau kapan gadget kita rusak atau hilang bukan ?

Photobucket

Lalu, jangan lupa ambil cinderamata dari tempat yang loe kunjungi. Bisa foto bersama orang sekitar, brosur museum atau barang yang dijual di sana. Jangan mahal-mahal, kartu pos bakal terlihat cukup. Loe termasuk orang yang rajin dalam mengarsipkan perjalanan ? Pakai kamera instax. Bikin artikel khusus dengan tulisan tangan lalu tempel foto dari instax di halaman setelah artikel yang loe tulis. Atau cetak foto dari kamera digital, jangan besar-besar 2R sampe 4R cukup. 

Photobucket

Photobucket
Moleskine Travel Edition
Bisa dibeli di Aksara Book Store.

Jangan lupa untuk menyesuaikan waktu dengan negara yang loe kunjungi. Jam di handphone maupun jam tangan. Saat traveling, gue selalu memakai jam tangan digital seperti Baby-G karena tahan banting dan tahan air. Jangan khawatir akan salah waktu menghubungi orang rumah atau teman di negara lain, loe bisa lihat perbedaan waktu antar negara di “World Clock” di handphone loe.

Photobucket

Photobucket

5.     Komunikasi
Percaya atau ngga, banyak hostel yang menyediakan wi-fi gratis daripada hotel. Waktu gue #SydneyTrip, gue menginap di hostel yang permalamnya sekitar Rp. 400.000, namanya Casa Central Accommodation. Wi-fi gratis dan koneksinya cepat luar biasa. Sekitar 11Mb/sec. Gue manfaatin buat skype / facetime sama sahabat via iPhone, browsing tempat tujuan secara random untuk hari kosong dan update twitter serta Path. Kalo gue bawa laptop, gue pasti udah kirim laporan perhari ke forum kantor, sayangnya aja gue ngga bawa. Tujuan gue buat liburan, bukan kerja. AHIW :p

Untuk SIM Card, pilih yang sesuai dengan gadget. Waktu #SydneyTrip gue pilih SIM Card Optus yang menyediakan Micro Sim buat iPhone dan mengaktifkan layanan 3G untuk browsing, twitter dll selama gue di sana. Harganya AUD 12 dan itu unlimited data package. Jadi loe bisa browsing sesuka hati loe tanpa kehabisan quota sampe loe balik. Oh, saran dari gue. Kalo loe di negara tersebut selama 6 hari, loe bilang sama orang counter SIM Card yang loe pilih untuk mengaktifkan selama 7 hari. Pengalaman gue, karena gue di Sydney selama 5 hari, gue minta aktfikan layanan dari SIM Card tsb selama 5 hari. Eh ternyata pas pagi hari gue mau check out, layanan udah mati. Dan jangan lupa isi pulsa karena semua orang rumah atau orang penting ngga pake iPhone yang menggunakan layanan iMessage, Skype atau Facetime.

Comments

  1. Hai, Mbak. Numpang tanya ya hehehe. Newbie bgt nih dlm hal kamera DSLR. Is it okay buat bawa kamera DSLR dlm tas ransel/tas tangan tanpa tas kameranya? Saya males bgt bawa tas kamera segede gaban gitu & takut copet juga sih. Tp takut gores/rusak kl langsung dimasukin aja. *baru pake DSLR*
    Thanks sebelumnya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

What If We're Dating

Toleransi, Hati Nurani dan Akal Sehat.

Menantang Raga Mungil untuk Coldplay di Sydney