Posts

Showing posts from 2015

Nepal: A Shaken Beauty

Image
  Though their country was disastrously torn only a few days before, children blissfully enjoying a warm afternoon with a flock of pigeons around the Vihara Dharma Kirti in Kathmandu. Space is one of the main features of all journey, and Nepal –one of the world’s poorest countries– never fails to attract travelers of all nation to fill any void. From the prairies of Chitwan, to the thick snow of Everest. The dusty city of Kathmandu with its diverse culture and English-proficient locals seeking a little income, is a location often chosen by the travelers. Also is the city of Pokhara with the World Peace Pagoda (commonly known as the Shanti Pagoda). In Nepal, Buddhism (and Hinduism) is a firmly-held teaching. For they believe that what the Buddha teaches, is not only goodness, but also how to be a purposeful individual, be that to themselves or others. More than dozens of ethnic descendants of Indian migrants, Chinese, and Burmese coexist in Nepal.  Herds of bovine are let loose, and mo

Sehari Bersama Sang Gajah

Image
Aku mengenal seorang penyanyi bernama Tulus pertama kalinya di peluncuran album pertamanya di Bandung. Awalnya, aku agak enggan untuk meliput acara tersebut, karena sebagai reporter media online yang fokus pada musik indie di tanah air, agak bertaruh dengan musik yang akan aku dengan saat liputan, aku bakal suka atau tidak. Ternyata, aku jatuh cinta pada Tulus sejak peluncuran album pertama hingga sekarang karena suaranya yang indah dan tulus, sesuai namanya.  Sebagai fotografer konser, mengenal para personel band atau penyanyi kesukaan secara personal adalah hal yang (mulai) biasa buatku. Dari berkenalan langsung dengan Lale, gitaris Maliq N D'Essentials, sampai Tulus itu sendiri. Dari sisi pandang penonton, pasti menganggap menjadi fotografer konser itu enak. Mendapat tempat khusus bernama media pit, hanya dengan menggunakan ID pers bisa masuk tanpa bayar dan bisa membangun komunikasi secara personal dengan band maupun penyanyi yang tampil. Tapi dari sisi fotogafer sendiri, set

Volunteer Trip to Nepal: Persiapan dan Perlengkapan

Hai semuaaaaaa! Setelah #BIJITrip yang cukup menguras harta, bulan depan aku bakal ke Nepal untuk menjadi volunteer di sebuah rumah yatim piatu di Kathmandu bersama IVHQ. Nah, apa itu IVHQ? Bisa kalian buka tautan https://www.volunteerhq.org/ untuk keterangan lebih lanjut. Di sana, aku bakal ngajar bahasa Inggris dan sedikit bahasa Indonesia kepada anak-anak yatim piatu, dan tentu saja aku bakal dapat pelatihan sebelum memulai kegiatan dalam bentuk.... belajar bahasa Nepal! OH YEAH \m/ Sekitar setahun yang lalu, aku pernah menjadi guest admin akun twitter @KartuPos, nah di antara sekian banyak guest admin, ada satu yang membagi pengalamannya menjadi volunteer di Nepal dan India, namanya Citra Savitri. Dari situ aku tertarik untuk mengikuti jejaknya. Awalnya setelah wisuda bulan Agustus 2014, aku berniat untuk ke Nepal tapi godaan untuk pergi ke beberapa negara di Eropa lebih besar, dan sekalian mengunjungi sahabatku yang tinggal di Berlin.  Kenapa Nepal? Karena aku belum pernah ke sana

#BIJITrip: Itinerary, Akomodasi dan Perlengkapan Trip

Hai hai, buat yang ingin tau itinerary dan perlengkapan trip selama #BIJITrip kemarin, berikut rinciannya: 15 Oktober - 7 Desember Berangkat dari Bandara International Soekarno-Hatta, Jakarta ke Bandara International Schipol, Amsterdam, Belanda, menggunakan maskapai Emirates Airlines kelas Ekonomi dengan transit di Dubai. Berangkat tgl 15 Oktober tengah malam, transit di Dubai selama 5 jam lalu lanjut ke Amsterdam, tiba sore hari. Amsterdam (11 hari) - Nginep di tempat temen 3 hari (Couchsurfing), sisanya di Stayokay Hostel selama 8 hari (dorm, 6 beds mixed) ke Berlin naik kereta Bahn, perjalan memakan waktu 7 jam. Berlin (10 hari) - Nginep di Generator Hostel, private room (2 single beds) Praha (Trip spontan selama 4 malam) - Menginap di AirBnb lalu kembali ke Berlin ke London naik British Airways sekitar 1,5 jam terbang London (3 hari) - Wisma Indonesia di Colindale ke Reykjavik naik Icelandair, perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam terbang Reykjavik (5 hari) - #KartuPosTrip da

Di Balik #BIJITrip

Ngga cuma sekali atau dua kali aku ditanya kenapa aku berani traveling sendirian. Traveling sendirian itu menyenangkan koq, karena ngga perlu merepotkan orang lain dan bisa belajar dalam banyak hal. Waktu aku memutuskan untuk melakukan perjalanan selama 7 minggu di Eropa, aku udah tau apa yang bakal aku dapat. Selain pengalaman, kesulitan pasti ada. Aku sengaja pergi ke negara yang mayoritas penduduknya bisa berbahasa Inggris, atau bertemu teman yang bisa berbahasa lokal karena sudah lama tinggal di sana. Waktu SMA, aku dapat mata pelajaran bahasa Jerman tapi aku dapat nilai jelek karena sulit (menurutku sih gitu), cuma paham kata-kata umum dan itupun cuma ingat beberapa. Aku merasa aman, nyaman dan sejahtera ketika sampai di London. Yang menjadi tantangan adalah aksen British yang aku dengar, sedangkan selama ini aku belajar bahasa Inggris dengan aksen Amerika. Setelah seminggu lebih di London, aku sedikit demi sedikit bisa menyesuaikan percakapan sehari-hari dengan menggunakan aksen

#BIJITrip. London: Seniman Jalanan, Camden Lock dan Jayne Elizabeth Francis

London adalah kota yang paling aku suka dari sekian banyak kota di luar negeri yang udah aku kunjungi. Segala macem mahal di kota London itu bukan mitos, tapi nyata senyata-nyatanya. Kenapa aku suka kota London? Baiklah, ini alasannya: Transportasi dan Komunikasi . Buatku, transportasi di kota London terjangkau dari sisi lokasi stasiun, jadi kemana-mana gampang. Untuk ongkos perjalanan, cukup mahal jika beli yang harian. Lebih enak pakai kartu Oyster karena bisa dipakai untuk underground train dan bis. Buat orang yang suka kelayapan, punya kartu Oyster dengan saldo perbulan sesuai zona yang dituju, termasuk praktis. Begitu juga dengan data paket handphone, satu bulan cukup 2GB, koneksi kenceng begitu juga dengan wifi publiknya. Tempat wisata . Emang sih, kesannya turis banget tapi tempat wisata di London cukup banyak meskipun London adalah kota kapitalis yang besar dan modern. Aku termasuk orang yang suka nongkrong di taman kota dan tem